Menu

Mode Gelap
Dewan Minta Perda Tentang Retribusi dan Pajak Daerah Direvisi  Pengabdian Satgas Yonif 743/PSY di Puncak Jaya, Antara Tugas Jaga Keamanan, Sahabat dan Penolong Olahraga Jadi Sarana Keakraban Satgas Yonif 743/PSY dan Forkompinda Kabupaten Puncak Jaya Dewan Minta Bagi Hasil Tambang Galian C Antara Pemprov NTT dan Kabupaten Mulai Diterapkan  Julkifli Hasan Dukung Penuh Keinginan PAN NTT Hadirkan Dua Kursi DPR RI dan Sembilan Kursi DPRD NTT  Hasil Kerajinan Tangan Simbol Budaya Lokal Papua Ludes Dibeli Satgas Yonif 743/PSY

Kilas NTT

Belum Nikmati Listrik PLN, Warga 10 Desa di Alor Masih Gunakan Lampu Pelita

badge-check


					Anggota Komisi IV DPRD NTT, Soleman Gorang Mau Perbesar

Anggota Komisi IV DPRD NTT, Soleman Gorang Mau

Kupang – Sebanyak 10 desa yang tersebar di empat kecamatan di wilayah hingga kini belum menikmati fasilitas penerangan listrik dari PLN.

Kondisi ini mengakibatkan warga harus mengandalkan sumber penerangan alternatif seperti pelita, lampu minyak, atau genset dengan biaya operasional yang cukup tinggi.

10 desa tersebut yakni, Desa Kailesa, Desa Langkuru, Langkuru Utara dan Desa Purnama di Kecamatan Pureman.

Desa Lakatuli dan Desa Mataru Barat di Kecamatan Mataru Barat di dusun Rumah Lelang.

Desa Sidabui, Desa Maikang di Kecamatan Alor Selatan. Dan Kecamatan Pantai Timur Desa Merdeka.

Anggota Komisi IV DPRD NTT, Soleman Gorang Mau mengatakan, rata-rata desa yang belum teraliri listrik berada di wilayah terpencil, dengan akses jalan yang sulit ditembus terutama saat musim hujan.

Dia menyebut, selama puluhan tahun, warga hanya mengandalkan lampu minyak tanah atau genset pribadi yang tidak semua warga mampu miliki.

“Kalau malam, gelap gulita. Anak-anak kesulitan belajar dan aktivitas sangat terbatas,” ujarnya.

Anggota DPRD NTT dari Kabupaten Alor ini mengungkapkan bahwa yang paling dirasakan adalah warga empat desa di Kecamatan Pureman.

Selain tidak memiliki jaringan listrik, warga Kecamatan Pureman juga belum menikmati jaringan internet. Warga menggunakan jaringan internet dari Negara Timor Leste.

“Jarak dari pusat kabupaten sekitar 80 kilometer. Kecamatan ini masuk di wilayah berbatasan dengan Timor Leste,” ujar Soleman di Kupang pada 31 Juli 2025.

Dirinya berharap, pemerintah membantu mengatasi ketiadaan jaringan listrik yang dialami 10 desa yang tersebar di empat kecamatan.

“Kita berharap warga bisa segera menikmati penerangan listrik dan jaringan internet,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala Dinas ESDM Provinsi NTT, Rosye Maria Hedwine, mengatakan tahun 2025 pemerintah bakal memberikan bantuan pemasangan meteran listrik gratis ke kabupaten yang terdata memilki kurang dari 90 persen rasio elektrifikasi.

Pemasangan Meteran listrik gratis 450 Volt Ampere (VA) di Kabupatennya TTS, Sabu Raijua, Manggarai Timur, Sumba Barat Daya, Ende dan Alor sebanyak 762 unit.

“Tahun 2025 ada dukungan ada dukungan dari program Dasa Cita dari Gubernur dan Wakil Gubernur untuk pemasangan meteran listrik gratis 450 VA,” katanya singkat. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Ucapan Selamat Merayakan Hari Raya Nyepi

27 Maret 2025 - 05:20 WIB

Warga Terdampak Bencana Longsor di Kabupaten Kupang Keluhkan Penerangan Listrik 

23 Maret 2025 - 16:05 WIB

Perempuan Bangsa PKB Tawarkan Konsep Pemberdayaan Ekonomi Bagi Perempuan di Kota Kupang

17 Maret 2025 - 11:16 WIB

DPP dan DPW Perempuan Bangsa Bagi Sembako dan Takjil di Kota Kupang 

16 Maret 2025 - 11:12 WIB

Pemerintah Diminta Segera Tangani Penyakit Scabies pada Kambing

12 Maret 2025 - 12:55 WIB

Trending di Kilas NTT