Kupang – Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) NTT saat ini sedang membangun Jembatan di Desa Bliko, Kecamatan Wotan Ulu Mado, Kabupaten Flores Timur.
Proyek dengan anggaran senilai Rp18 miliar yang bersumber dari APBN ini dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT Kurnia Mulia Mandiri.

Sekretaris Komisi IV DPRD NTT, Ana Waha Kolin meminta kontraktor pelaksana PT Kurnia Mulia Mandiri mengerjakan tidak mengutamakan keuntungan namun harus mengutamakan kualitas.
“Kita minta kerja sesuai kontrak dan perhatikan kualitas. Jadikan kasus-kasus proyek mangkrak sebagai guru agar tidak terjadi di proyek ini,” kata Ana Kolin kepada wartawan di Kupang pada Senin 23 Juni 2025.
An Kolin mengakui bahwa ia telah melihat langsung proyek pembangunan jembatan Bliko saat melakukan kunjungan kelembagaan DPRD NTT di Kabupaten Flores Timur pada (17/6/2025).
Dalam kunjungannya, ia mengakui telah menerima penjelasan terkait seluruh proses mulai dari tender dari PPK yang saat itu didampingi konsultan pengawas dan juga kontraktor.
“Jadi tender ini tidak ada di LPSE tapi gunakan e-katalog versi 5. Ini proyek di dapil saya jadi saya tidak mau masyarakat saya susah,” terangnya.
Dia menjelaskan bahwa jembatan Bliko telah diusul agar dibangun pada tahun 2016 namun baru dikerjakan pada tahun anggaran 2025.
“Karena tidak ada anggaran dan mentok maka diusulkan kembali pada 2024 dan dieksekusi pada 2025,” jelasnya.
Anggota DPRD asal Flores Timur ini juga mengungkapkan bahwa masyarakat sangat mendukung proses pembangunan jembatan ini karena jembatan ini merupakan akses masuk keluar menuju desa Bliko.
“Adanya jembatan ini memudahkan transportasi masyarakat dan pastinya membantu perekonomian masyarakat,” tutupnya.